Menurut cerita,ada sekelompok bajak laut asal Negeri Cina,
Sekelompok bajak laut itu berlayar dengan menggunakan tiga perahu layar.Mereka
berlayar ke selat Bangka.kelompok bajaklaut itu di pimpin oleh seorang yang
bergelar Kapitan.ketika berlayar melalui muara Sungai Musi, mereka tertarik
dengan lebar sungai itu.Kapitan mencari nama sungi itu dalam peta yang ada di
dinding kamarnya.Ternyata sungai itu belum ada namanya.Kapiten memerintahkan
seluruh perahu menurunkan layar.Dia berkata pada anggota teras anak buahnya,‟Dalam
peta sungai ini sangat panjang,tetapi belum ada namanya.Ayo,kita slidiki.”Tiga
perahu layar besar itu beriring-iringan memasiki sungai dan terus ke hulu.Kota
Palembang ketika itu masih merupakan perkampungan besar yang ramai.Para
perampok itu melihat banyak perahu besar dan tongkang datang dari hulu yang
sarat dengan muatan hasil bumi.Lalu, berkatalah Kapitan kepada anak buahnya,
‟Muatan perahu penduduk ini hasil bumi yang penting dalam perdagangan di
dunia.Kalian lihat banyak jenis rempah-rempah.Jangan ada yang mengusik
mereka,Kita dekati dengan ramah.Pastilah di hulu sana terdapat daerah subur
yang menjadi sumber semua hasil bumi ini .Kita berusaha menjadi pembeli
tunggal”
Perahu dan tongkang yang datang
itu adalah milik pedagan dari pulau lain di Nusantara.
Selain beras
dan sayur-mayur,banyak hasil bumi,seperti Kopi,Lada,Cengkih,Kayu manis,buah
Pala,dan Tembakau.Ini merupakan barang dagangan yang mahal harganya di negeri
lain.Para perampok itu mendekati perahu dan tongkang.Karena pedagang tak
mengerti Bahasa Cina,perkapan dilakukan dengan memberi isyarat.ternyata mereka
bisa saling mengerti.
Ketika
itu,perdagangan tidak dilakukan dengan uang.Perampok itu menunjukan kepada para
Pedagang dan
juga penduduk,berbagi jenis barang yang ada di ketiga perahu layar mereka.Mulai
dari pakaiyan dan kain,perak,emas dan sampai bahan pangan.Semua adalah hasil
rompakan.Kemudian,terjadilah jual beli dangan cara menukar barang(Barter).
Melalui
percakapan dengan Isyarat,para peagang dan penduduk mengatakan bahwa hasil
Pertanian
mereka peroleh dari daerah hulu,Oleh karena itu,Kapitan memutuskan untuk ke
hulu.
Mereka
berlayar ke hulu.Karena kapal mereka besar-besar,mereka membeli perahu
Penduduk dengan
cara menukar dengan barang-barang yang di milikinya.dengan perahu-perahu itulah
mereka ke hulu sungai.Kapitan memerintahkan agar sebagian anak buahnya naik ke
darat dan meneliti keadan.Kemudian banyaklah anak buah perampok itu masuk ke
kampung dan menjelajahi hutan.Mereka sangat kagum melihat kesuburan lahan di
daratan.
Kelompok
yang sampai ke daerah daratan renah Gunung Dempo(Daerah lahat sekarang)
Kagum melihat
kesuburan tanahnya .Hasil sayur-mayurnya tidak terpanen.Tanaman kopi bagaikan
hutan dengan buahnya yang besar-besar .Begitu juga cengkih,kayu manis,dan berbagai
tanaman lainnya.
Kelompok
yang tiba di daerah Muaraenim sekarang,juga kagum melihat tanaman
rempah-rempah.
Mereka kagum
ketika melihat di beberapa lokasi banyak batu bara yang muncul di permukaan
tanah.Sementara itu,yang sampai ke daerah Rejang Lebong terkejut melihat
penduduk mendulang emas di samping tanaman rempah-rempah yang berlimpah.
Setelah
beberapa bulan menerima laporan demi laporan,Kaitan memeritahkan anak buahnya
membeli hasi bumi daerah itu sebanyak mungkin.
Mereka juga
mengajari penduduk mengambil batu bara.Penduduk sangat senang.Berbulan-bulan
berlangsung,barag-barang untuk menukar milik perampok habis sementara ketiga
buah perahu besar mereka sudah penuh dengan hasil bumi,termasuk tembakau yang
mereka temukan di daerahDanau Ranau.
Kapitan
memutuskan untuk meninggalkan daerah itu,dengan meksud untuk dapat kembali
selekasnya setelah menjual barang yang mereka miliki.
Pada saat tiba
di muara sungai,Kapitan memerintahkan ketiga perahu mereka berlabuh
berdekatan.Suatu malam,Kapitan memberi penjelasan di hadapan sebagian anak
buahnya.Mereka bermusyawarah menentukan ke negeri mana saja barang-barang itu
akan merek jual.Mereka juga membuat rencana ke daerah mana mereka akan berlayar
kemudian untuk merompak.Hasil rompakan akan di jadikan bahan penukar atau
pembeli barang di daerah baru mereka kunjungi.Ujar Kapitan,‟Kita harus mencari
barang-barang yang sesuai dengan kebutuhan penduduk di daerah ini.Di samping
merompak,kita haru jadi pembeli tunggal seluruh hasil bumi di daerah ini.Kita
harus bergaul sebaik mungkin dengan masyarakat.Sumber barang dagangan kita
harus bisa dalam jangka panjang.Untuk itu,beberapa anak buah saya pilih untuk
tinggal di sini.Kembali ke hulu dengan perahu.pelajarilah bahasa daerah.Tapi
awas!jangan sekali-kali ada yang berbuat jahat atau kasar terhadap penduduk.”
Bersama
beberapa tenaga terasnya,dipilihlah sejumlah anak buah perompak itu untuk
tinggal dan kembali ke Palembang langsung ke pedalaman.
Kemudian,kapitan
itu menunjuk lagi pada peta yang terbentang di dinding ruangan.Dia memberi
tanda melingkari di daerah Sumatera Selatan dalam peta seraya berkata,‟Kita
sekarang berada di daerah ini.Ternyata daerah dan sungai ini belum ada namanya
di peta.Sudah ku pikir-pikir kita menamakan daerah ini MU CI.”(dalam bahasa tua Cina Han,MU CI adalah ayam betina,dan Muci
adalah nama bagi Dewi Ayam betina yang memberi keberuntungan pada manusia.)
Seorang
pemimpin teras perompak bertanya,‟Mengapa Tuan Kapitan menamakan daerah ini MU
CI?”
Kapitan itu
tersenyum dan menjawab-nya,‟Ya bukankah MUCI(maksudnya ayam betina) mahluk yang
memberi keuntungan bagi manusia? Sekali bertelur belassan butir.Telur sumber
uang yang laris.Daerah ini sangat subur.Luar biasa suburnya.Hasilnya bermutu
tinggi.Ada tambang Batu Bara.Ada tambang emas.Sumber kekayaan yang tidak akan
habis-habisnya.Maka daerah ini juga layak disebut MU CI(maksudnya Dewi penolong
Manusia) karena tanahnya demikian kaya raya memberi keberuntungan bagi
manusia.”
Seluruh
perompak itu tertawa riang karena pemimpian mereka memilih nama yang sesuai
dengan pendapat mereka.
Lalu,Kapitan
meneruskan,‟Kalian ingat.Penduduk daerah ini juga memiliki sifat baik. Kaum
Pria di daerah ini Ramah,mudah menerima orang asing,dapat bergaul baik ,dan
suka menolong.Akan tetapi,jangan berbuat curang atau menipu mereka.Bukankah ada
empat orang teman kita yang mati ditusuk penduduk dengan pisau?”
Seorang
anggota teras lanun berkata,‟Benar Kapitan.Itu salah mereka sendiri.Sudah di
perintahkan agar jangan berbuat kasar atau menipu penduduk.”
‟Benar.Salah
mereka sendiri.Sudah saya perintahkan agar berperangai baik.Daerah ini dan
seluruh penduduknya akan jadi mitra dagang kita dalam jangka panjang.Selain
itu,wanita di daerah WU CI ini juga sangat baik.Kulit mereka kuning seperti
kita.Juga tidak seperti wajah orang Eropa.Wajah milik bumi mereka sendiri.Kaum
wanita daerah ini hebat dan mengagumkan.Mereka bekerja keras membantu suami.Tak
ubahnya seperti induk ayam betina.Bekerja
keras mencari makanan untuk anak-anaknya.Hormat dan baik pada
sesamanya.Akan tetapi,jangan coba ada yang menggangu anak-anaknya.Biar burung Elang,Musang,bahkan
Harimau sekalipun,jika manggangu anaknya,induk ayam akan menyerang
musuhnya.Buktinya, sudah kita rasakan,bukan?”
Para
bajak laut itu trtawa lebar.Ada yang berkata,‟Yaaa.Benar Kapitan.Tiga orang teman kita terluka parah di tusuk
wanita dangan pisau.Salah mereka hendak mengganggu wanita.”
‟Benar itu,”
sambut Kapitan.‟Karena tanah di daerah ini sangt subur dan memberi kehidupan
yang berlimpah pada manusia,saya memilih MU CI untuk daerah ini.Inilah sungai
MU CI.Sungai yang memberi mamfaat dan keberuntungan kepada manusia.”
Tahun
berikutnya, ketika bajak laut datang lagi membawa hasil rompakan untuk modal
berdagang, mereka menyebut daerah itu MU CI.Beratus tahun kemudian,kataMU CI
berubah menjadi Musi.
TAMAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya,silahkan berkomenar dengan sopan"