Cari Blog Ini

Jumat, 06 Juli 2018

LAGENDA asal mula nama SUNGAI MUSI

Menurut cerita,ada sekelompok bajak laut asal Negeri Cina, Sekelompok bajak laut itu berlayar dengan menggunakan tiga perahu layar.Mereka berlayar ke selat Bangka.kelompok bajaklaut itu di pimpin oleh seorang yang bergelar Kapitan.ketika berlayar melalui muara Sungai Musi, mereka tertarik dengan lebar sungai itu.Kapitan mencari nama sungi itu dalam peta yang ada di dinding kamarnya.Ternyata sungai itu belum ada namanya.Kapiten memerintahkan seluruh perahu menurunkan layar.Dia berkata pada anggota teras anak buahnya,‟Dalam peta sungai ini sangat panjang,tetapi belum ada namanya.Ayo,kita slidiki.”Tiga perahu layar besar itu beriring-iringan memasiki sungai dan terus ke hulu.Kota Palembang ketika itu masih merupakan perkampungan besar yang ramai.Para perampok itu melihat banyak perahu besar dan tongkang datang dari hulu yang sarat dengan muatan hasil bumi.Lalu, berkatalah Kapitan kepada anak buahnya, ‟Muatan perahu penduduk ini hasil bumi yang penting dalam perdagangan di dunia.Kalian lihat banyak jenis rempah-rempah.Jangan ada yang mengusik mereka,Kita dekati dengan ramah.Pastilah di hulu sana terdapat daerah subur yang menjadi sumber semua hasil bumi ini .Kita berusaha menjadi pembeli tunggal”
Perahu dan tongkang yang datang itu adalah milik pedagan dari pulau lain di Nusantara.
Selain beras dan sayur-mayur,banyak hasil bumi,seperti Kopi,Lada,Cengkih,Kayu manis,buah Pala,dan Tembakau.Ini merupakan barang dagangan yang mahal harganya di negeri lain.Para perampok itu mendekati perahu dan tongkang.Karena pedagang tak mengerti Bahasa Cina,perkapan dilakukan dengan memberi isyarat.ternyata mereka bisa saling mengerti.
Ketika itu,perdagangan tidak dilakukan dengan uang.Perampok itu menunjukan kepada para
Pedagang dan juga penduduk,berbagi jenis barang yang ada di ketiga perahu layar mereka.Mulai dari pakaiyan dan kain,perak,emas dan sampai bahan pangan.Semua adalah hasil rompakan.Kemudian,terjadilah jual beli dangan cara menukar barang(Barter).
Melalui percakapan dengan Isyarat,para peagang dan penduduk mengatakan bahwa hasil
Pertanian mereka peroleh dari daerah hulu,Oleh karena itu,Kapitan memutuskan untuk ke hulu.
Mereka berlayar ke hulu.Karena kapal mereka besar-besar,mereka membeli perahu
Penduduk dengan cara menukar dengan barang-barang yang di milikinya.dengan perahu-perahu itulah mereka ke hulu sungai.Kapitan memerintahkan agar sebagian anak buahnya naik ke darat dan meneliti keadan.Kemudian banyaklah anak buah perampok itu masuk ke kampung dan menjelajahi hutan.Mereka sangat kagum melihat kesuburan lahan di daratan.
Kelompok yang sampai ke daerah daratan renah Gunung Dempo(Daerah lahat sekarang)
Kagum melihat kesuburan tanahnya .Hasil sayur-mayurnya tidak terpanen.Tanaman kopi bagaikan hutan dengan buahnya yang besar-besar .Begitu juga cengkih,kayu manis,dan berbagai tanaman lainnya.
Kelompok yang tiba di daerah Muaraenim sekarang,juga kagum melihat tanaman rempah-rempah.
Mereka kagum ketika melihat di beberapa lokasi banyak batu bara yang muncul di permukaan tanah.Sementara itu,yang sampai ke daerah Rejang Lebong terkejut melihat penduduk mendulang emas di samping tanaman rempah-rempah yang berlimpah.

Setelah beberapa bulan menerima laporan demi laporan,Kaitan memeritahkan anak buahnya membeli hasi bumi daerah itu sebanyak mungkin.
Mereka juga mengajari penduduk mengambil batu bara.Penduduk sangat senang.Berbulan-bulan berlangsung,barag-barang untuk menukar milik perampok habis sementara ketiga buah perahu besar mereka sudah penuh dengan hasil bumi,termasuk tembakau yang mereka temukan di daerahDanau Ranau.
Kapitan memutuskan untuk meninggalkan daerah itu,dengan meksud untuk dapat kembali selekasnya setelah menjual barang yang mereka miliki.
Pada saat tiba di muara sungai,Kapitan memerintahkan ketiga perahu mereka berlabuh berdekatan.Suatu malam,Kapitan memberi penjelasan di hadapan sebagian anak buahnya.Mereka bermusyawarah menentukan ke negeri mana saja barang-barang itu akan merek jual.Mereka juga membuat rencana ke daerah mana mereka akan berlayar kemudian untuk merompak.Hasil rompakan akan di jadikan bahan penukar atau pembeli barang di daerah baru mereka kunjungi.Ujar Kapitan,‟Kita harus mencari barang-barang yang sesuai dengan kebutuhan penduduk di daerah ini.Di samping merompak,kita haru jadi pembeli tunggal seluruh hasil bumi di daerah ini.Kita harus bergaul sebaik mungkin dengan masyarakat.Sumber barang dagangan kita harus bisa dalam jangka panjang.Untuk itu,beberapa anak buah saya pilih untuk tinggal di sini.Kembali ke hulu dengan perahu.pelajarilah bahasa daerah.Tapi awas!jangan sekali-kali ada yang berbuat jahat atau kasar terhadap penduduk.”
Bersama beberapa tenaga terasnya,dipilihlah sejumlah anak buah perompak itu untuk tinggal dan kembali ke Palembang langsung ke pedalaman.
Kemudian,kapitan itu menunjuk lagi pada peta yang terbentang di dinding ruangan.Dia memberi tanda melingkari di daerah Sumatera Selatan dalam peta seraya berkata,‟Kita sekarang berada di daerah ini.Ternyata daerah dan sungai ini belum ada namanya di peta.Sudah ku pikir-pikir kita menamakan daerah ini MU CI.”(dalam bahasa tua Cina Han,MU CI adalah ayam betina,dan Muci adalah nama bagi Dewi Ayam betina yang memberi keberuntungan pada manusia.)
Seorang pemimpin teras perompak bertanya,‟Mengapa Tuan Kapitan menamakan daerah ini MU CI?”
Kapitan itu tersenyum dan menjawab-nya,‟Ya bukankah MUCI(maksudnya ayam betina) mahluk yang memberi keuntungan bagi manusia? Sekali bertelur belassan butir.Telur sumber uang yang laris.Daerah ini sangat subur.Luar biasa suburnya.Hasilnya bermutu tinggi.Ada tambang Batu Bara.Ada tambang emas.Sumber kekayaan yang tidak akan habis-habisnya.Maka daerah ini juga layak disebut MU CI(maksudnya Dewi penolong Manusia) karena tanahnya demikian kaya raya memberi keberuntungan bagi manusia.”
Seluruh perompak itu tertawa riang karena pemimpian mereka memilih nama yang sesuai dengan pendapat mereka.
Lalu,Kapitan meneruskan,‟Kalian ingat.Penduduk daerah ini juga memiliki sifat baik. Kaum Pria di daerah ini Ramah,mudah menerima orang asing,dapat bergaul baik ,dan suka menolong.Akan tetapi,jangan berbuat curang atau menipu mereka.Bukankah ada empat orang teman kita yang mati ditusuk penduduk dengan pisau?”
Seorang anggota teras lanun berkata,‟Benar Kapitan.Itu salah mereka sendiri.Sudah di perintahkan agar jangan berbuat kasar atau menipu penduduk.”
‟Benar.Salah mereka sendiri.Sudah saya perintahkan agar berperangai baik.Daerah ini dan seluruh penduduknya akan jadi mitra dagang kita dalam jangka panjang.Selain itu,wanita di daerah WU CI ini juga sangat baik.Kulit mereka kuning seperti kita.Juga tidak seperti wajah orang Eropa.Wajah milik bumi mereka sendiri.Kaum wanita daerah ini hebat dan mengagumkan.Mereka bekerja keras membantu suami.Tak ubahnya seperti induk ayam betina.Bekerja  keras mencari makanan untuk anak-anaknya.Hormat dan baik pada sesamanya.Akan tetapi,jangan coba ada yang menggangu   anak-anaknya.Biar burung Elang,Musang,bahkan Harimau sekalipun,jika manggangu anaknya,induk ayam akan menyerang musuhnya.Buktinya, sudah kita rasakan,bukan?”
Para bajak laut itu trtawa lebar.Ada yang berkata,‟Yaaa.Benar Kapitan.Tiga  orang teman kita terluka parah di tusuk wanita dangan pisau.Salah mereka hendak mengganggu wanita.”
‟Benar itu,” sambut Kapitan.‟Karena tanah di daerah ini sangt subur dan memberi kehidupan yang berlimpah pada manusia,saya memilih MU CI untuk daerah ini.Inilah sungai MU CI.Sungai yang memberi mamfaat dan keberuntungan kepada manusia.”
Tahun berikutnya, ketika bajak laut datang lagi membawa hasil rompakan untuk modal berdagang, mereka menyebut daerah itu MU CI.Beratus tahun kemudian,kataMU CI berubah menjadi Musi.


                                                                     TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terima kasih telah berkunjung ke blog saya,silahkan berkomenar dengan sopan"